Majalah Guru extract
bibliographical notes on Majalah Guru
index of Majalah Guru extracts
    • locate in index of extracts taken from Majalah Guru

 

Majalah Guru, Jul 1935, p.260-262

General Article.

Kemajuan Barat telah sampai ke puncaknya Hendak Balik Ke Dapurkah? Atau Hendak Menerima Timur?

Buah Kalam

Tuan "Arya Putra" dalam Majalah "Penyebar" -- Medan

((Dipetik oleh "Sebab")).

Di Itali semasa politik Fascist belum berurat berakar, kemajuan pergerakan perempuan diperdayakan saja jalan sekehendak lahirnya; tetapi sekarang ada lain. Marilah kita kutipkan fikiran Mussolini, Bapak Politik Itali yang terkenal itu.

Dalam Majalah al-Fatah ada termuat sebagai berikut pada waktu yang akhir ini seorang pengarang perempuan Inggeris telah datang ziarah kepada Mussolini bertanyakan terhadap kepada pergerakan perempuan dan tuntutan kaum perempuan kepada hak-haknya.

Mussolini lalu menjawab: engkau seorang perempuan, dan sesungguhnya engkau datang bertanya kepada aku darihal yang berhubung dengan perempuan. Maukah engkau bahwa aku berlaku pada menjawab pertanyaan engkau itu dengan pengucapan yang terus terang dan sebenarnya? Yakni jawab secara orang yang tidak menjilat atau mengambil muka? Jawab atas kata yang benar walau pahit sekalipun?

Maka jawab pengarang perempuan itu: bahkan! Aku suka mendengar yang benar walau pahit sekalipun.

Mussolini: hendaklah engkau mengerti bahwa perempuan asal kedudukannya yang sebenarnya memang separuh daripada laki-laki dan dibaginya hak yang separuh dengan sifat-sifat keperempuanannya dan wajib atasnya hak yang sesuai dengan kelemahannya, akan tetapi perempuan dalam abad ini telah melewati batasnya dan mereka telah mengambil perjalanan yang pada kerosakan.

Pengarang perempuan -- artinya kehendak Tuan tidak setuju atas keluarnya perempuan kepada medan pekerjaan?

Mussolini -- aku tidak percaya sekali-kali bahwa perempuan ada mempunyai kekuatan akal dan tenaga atas menanggung pekerjaan yang telah teruntuk bagi laki-laki melainkan jika perempuan itu berhaluan sebagai perempuan yang telah berkawan dengan hantu atau jin. Dan engkau tentu mengetahui bahwa perempuan sebagai tersebut ganjil betul. Hendaklah engkau mengerti bahwa perempuan telah dijadikan special buat menjadi isteri dan ibu dan tidak dijadikan kerana suatu bilangan dari dua perkara tersebut hendaklah engkau ketahui bahwa tanggungan yang terhadap kepada isteri dan ibu itu amat banyak hingga tanggungan tersebut berkehendak kepada tempoh yang tidak terkira panjangnya. Kalau dilunaskan tanggungan tersebut dengan sepatutnya yakni perempuan yang telah jadi isteri dan ibu itu akan menghabiskan masa malamnya dan siangnya kepada menunaikan tanggungannya tersebut.

Pengarang Perempuan: Perempuan yang tidak mempunyai suami yang menanggung dia apa disuruh juga tidak bekerja buat mencari kehidupan?

Mussolini: Wajib atas perempuan tersebut kahwin.

Pengarang Perempuan: Dan apabila ia tidak dapat kahwin, bagaimana pula ia mesti berlaku?

Mussolini: Wajib atasnya mencari suami.

Pengarang Perempuan: Adakah tuan yakinkan bahwa laki-laki berkehendak masyhur atau dibiasa nasihat dari perempuan?

Mussolini: Aku tidak sekali-kali mengherankan fikiran atau kepandaian perempuan dan boleh jadi ada yang lain-lain daripada aku yang suka jadi pak turut dan hendaklah engkau ketahui bahwa pekerjaanku tidak membiarkan aku bekerja melainkan dengan duduk kerusi keturunanku menghadapi pekerjaanku 14 jam dan berdiri di atas tribune 2 jam buat lessons ((lecture)) pada tiap-tiap hari.

Maka dengan kenyataan fikiran Mussolini itu dapatlah kita menggambarkan suatu kejadian yang sungguh, bahwa di dunia Barat sekarang orang sudah sama melihat bahwa kemajuan pergerakan perempuan itu sudah melewati batas yang betul dari batas keperluannya. Maka mereka akan mengembalikan balik pergerakan perempuan kepada garisan yang mesti ditempohnya.

Di benua timur yang kuat menerima segala pergerakan dari Barat mestilah melihat dengan betul akan kejadian ini dan mestilah mempunyai perhitungan yang benar.

Sudah boleh dibilang tahun di negeri kita ini menerima kemajuan pergerakan perempuan Barat dengan tidak mengingat batas-batas yang boleh ditempuh sehingga di negeri-negeri kita ini telah timbul dua macam pergerakan perempuan yang berlawanan tujuan dan jalannya yang berdasarkan Islam dan Kebangsaan.

Kerana soal pergerakan perempuan Barat yang sudah kita huraikan itu balik menurut asas perempuan di Timur, iaitu asas yang asli maka baik sekali rasanya kita kembali memperkatakan bagaimana mestinya pergerakan perempuan menurut kehendak Islam, satu-satunya asas yang berkembang luas di benua Timur.

Perempuan itu mempunyai adat dan tabiat lemah. Maka ia harus mendapat pimpinan dari laki-laki sebagai kata al-Quran, di dalam Surah al-Nisa, bermula laki-laki itu telah dijadikan oleh Allah buat mengerasi bangsa perempuan.

Kalau di negeri Jerman, di negeri Itali, kedua-dua negeri yang terkenal di dalam asas politik baru ((Nazi dan Fascist)) dalam negeri yang menjadi pusat ugama Kristian dalam negeri yang terkenal segala-segalanya baik pengetahuan peradaban dan lain-lain telah surut menurut haluan yang selama ini dipakai di Timur, maka hati-hatilah Timur yang hendak ke Barat itu!

Soal kemajuan pergerakan perempuan di negeri ini mesti ditimbang oleh laki-laki kepada batasannya dan jangan sampai melewati batas sebagai yang dikatakan oleh Mussolini jaguh Barat itu. Dan janganlah pula diperdayakan dibimbing oleh laki-laki yang tidak mengenal batasan itu.

((Majlis: orang-orang Timur selalu gemar meniru adat yang boleh membawa rosak, maka tak pernah mereka gemar menurut contoh yang baik. Sama-Sama perhatikan! Pengarang)).