![]() |
||||||||||||
malay concordance project | ||||||||||||
home | about | papers | blogs | searching | texts | direct search | ||||||
Saudara, 8 Feb 1933, p.4
General Article.
Pekerjaan-Pekerjaan Perempuan.
Wahai Perempuan Melayu Hawa Pilihlah Cara Baik dan Jelas ; Jangan Sahaja Mencari Beban , Pergi ke Pulau Batu Digalas |
Kesihatan laki-laki hendak diingati Oleh Perempuan yang berbudi pekerti ; Menyeru kepada kemajuan Wati , Rahsianya hendak memperdaya sejati. |
Kaumku perempuan yang dihormati! Adalah keadaan perdirian tubuh jasadnya dan perasaan perempuan itu sangat berlainan dengan laki-laki. Tidakkah nyata kelembutan dan kehalusan itu perdirian perempuan yang sejati.
Yang demikian iaitu kekerasan dan kekuatan itu perdirian laki-laki yang sejati. Sekiranya perempuan-perempuan mengaku yang demikian adalah iaitu fikiran membawa kepada darjat keselamatan dan kehormatan. Sebaliknya, mendatangkan keberatan dan kehinaan.
Sanya, adalah pada zaman ini banyaklah sudah kedengaran suara daripada pihak perempuan-perempuan yang menuntut persamaan dengan laki-laki serta mendatangkan berbagai tanda dan mengemukakan berbagai-bagai hujah konon yang perempuan itu serupa laki-laki. Tetapi walaupun bagaimana pahlawan pena perempuan itu berusaha mencari tanda-tanda dan hujah yang perempuan itu patut tinggal di darjat perempuan jua, inilah peraturan yang hakiki.
Demikian lagi ada beberapa laki-laki yang berdiri sebagai peguam bagi perempuan-perempuan supaya mereka mengorbankan tenaganya menuntut perasaan itu.
Syahdan, dengan sebab perlainan sifat perempuan dengan laki-laki inilah jua yang menjadikan patut di dalam pekerjaan antara laki-laki dan perempuan itu di dalam darjat yang berlainan. Sekiranya perempuan-perempuan berkeras hati jua hendak menuntut persamaan dengan laki-laki, nescaya keberatan sangatlah perempuan-perempuan menanggungnya tanggungan kerbau dibawa kambing.
Apakah pekerjaan yang patut dan layak bagi kehalusan dan kehiasan perdirian perempuan itu supaya senantiasa di dalam keselamatan dan kehormatan? Pada menjawab, telah lain daripada pekerjaan yang secucuk bagi perempuan iaitu pekerjaan yang halus-halus dan senang-senang. Pekerjaan jawatan kerajaan itu sungguh pun senang pada zahirnya, tetapi hakikat susah jugalah fikir bekerja di bawah naungan orang yang gagah, iaitu Raja, sedangkan kita pasti ikut sahaja.
Tetapi ada jua sedikit daripada pekerjaan kerajaan itu yang layak dikerjakan pula perempuan-perempuan, bahkan selayak-layaknya iaitu seperti jawatan guru dan pengasuh-pengasuh di rumah sakit dan sedikit jawatan kerani yang ringan-ringan itu pun, jika tidak keluar dari batas keupayaan.
Pekerjaan seperti ikhtiar, soldier, kastam, post, taksir, station master, ticket collector, shahbandar, dan lain-lain lagi. Sekalian ini adalah terjumlah kepada pekerjaan kasar yang sepatutnya tidak layak dikerjakan oleh perempuan Islam sungguh pun telah ada dilakukan oleh perempuan-perempuan dengan sempurnanya ((perempuan-perempuan Barat)), tetapi nyatalah kebodohan dan kerugian mereka itu kerana membeban negerinya, dan bukan bebanan sendiri, tiada beban dicari beban, pergi ke pulau batu digalas. Laki-laki yang khianat akan kesenangan perempuan-perempuan itu tentulah memuji-muji ia akan kebolehan dan keupayaan perempuan-perempuan membuat pekerjaan yang seperti itu supaya longgar sedikit beban mereka sebagaimana yang telah oleh syariat Islam yang bertuhankan Allah Ta`ala, wajib laki-laki menanggung perempuan-perempuan, yakni seolah-olah menyenangkan perempuan-perempuan.
Demikianlah jua perempuan-perempuan yang tidak menghargakan peraturan dirinya bermegah-megah serta berulang-ulang berteriak mendirikan hujah hendak menolong laki-laki konon!
Kadang-kadang menempelak dengan perkataan siapa kata perempuan tak boleh buat pekerjaan ini! ((Pekerjaan laki-laki)).
Adapun laki-laki yang adil dan pengasihan serta mensyukuri dan beredhai tanggungan Tuhan ke atasnya tentulah mereka tidak menyeru kepada perempuan-perempuan menolong pekerjaan-pekerjaan mereka yang telah selamat dengan kejadian mereka tentulah belas kasihan mereka melihat kaum perempuan mereka berpenat-penat dan bersusah-susah menolong dan membuat pekerjaan yang sepatut bagi laki-laki.
Dan berkatalah mereka itu persamaan yang seperti ini adalah tabiat burung beranak membuat sarang sama sebatang mengangkut ranting mengeram telur bergilir-gilir waktu mencari makan sama masing-masing seekor belalang membawa pulang diberikan kepada anak-anaknya.
Konon ada pula setengah-setengah perempuan munafik serta berseru-seru apakah kegunaan yang mereka menuntut pelajaran yang tinggi-tinggi, padahal kaum perempuan tidak dapat jawatan seperti laki-laki. Ada jua yang menuduh laki-laki zalim konon, sebab tiada menyamakan darjat mereka itu,
Inilah yang dikata campak bunga dibalas tahi!
Padahal telah disebutkan laki-laki yang adil tidak menyeru kaum perempuan membeban pekerjaan laki-laki, sebab pekerjaan laki-laki itu berat-berat dan kasar-kasar belaka. Ilmu pengetahuan yang tinggi bukanlah digunakan bagi makan gaji dengan kerajaan, tetapi adalah ia untuk mengenal hikmat-hikmat kejadian Allah di dalam alam yang nyata dan ghaib dan untuk pedoman dan penyuluhnya hidup supaya membezakan antara kaca intan, jin dengan manusia, adanya.
Saudara: kita amat bersetuju dengan fikiran Tuan Y.S. ini!
top |