Jawharat al-Ma`ārif
bibliography
text notes
list of words

Text notes


MCP text
 

JM 4v Naskah:  wa-litā’ifi.
JM 6r Naskah tambah:  dan.
JM 38r Naskah:  qāla.
JM 40r Naskah:  tidak ada.
JM 41r Naskah:  al-mī’ādi.
JM 48r Naskah tambah:  empat.
JM 49r (1) Nomor urut ini ditulis dalam naskah di atas masing-masing nama (lih.  Gbr.  30).
JM 41v a´dā´ī Naskah:  al-a‘dā’ī.
JM 22v adakah Naskah:  adalah.
JM 14r adatnya Kalimat yang dicetak miring ini terletak sebagai sisipan dalam teks.
JM 22r `ādilun] Naskah:  ahabba al-nāsa ilallāhi yawma al-qiyamati adnāhum majalisa sultānin.  Versi lengkap hadis ini berbunyi:  “Inna ahabba al-nāsi ilallāhi yawma al-qiyāmati wa-adnāhum minhu majlisan imāmun ‘ādilun, wa-abgada a-nāsi ilallāhi wa-ab‘adahum minhu majlisan imāmun ‘jā’irun”, artinya:  “Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh, dan yang paling dekat tempat duduknya dengan Allah adalah pemimpin yang adil, sedangkan manusia yang paling dibenci oleh, dan yang paling jauh tempat duduknya dengan Allah adalah pemimpin yang jahat”  (HR Imam Al-Turmudhi).
JM 34v ahadun Q.S.  112.
JM 42v al-kāfirīna Kalimat ini merupakan bacaan doa yang diambil dari sejumlah ayat dalam al-Quran, antara lain Q.S.  3:  9, 76:  30, 11:  88, dan 2:  286.
JM 34r al-kāfirūn Q.S.  109.
JM 44r al-kāfirūna Maksudnya Surat al-Kāfirūn (109).
JM 37r al-mulku Q.S.  67.
JM 43r al-qahhār Yang Tunggal dan Berkuasa.
JM 4v al-risālatu Naskah:  al-risālati.
JM 39v al-rusulu Naskah:  al-rusli.
JM 46r al-sā´ati” Transkripsi kutipan Arab ini kurang lengkap dan tidak pasti karena fotokopi naskah kabur.
JM 39v al-sālihīna Q.S.  7:  196.
JM 40r al-shākirīn Q.S.  3:  144.
JM 4r al-zālima Naskah:  sultāna al-zālimi.
JM 4r al-`ādila Naskah:  sultāna al-‘ādili.
JM 42r ´alá Naskah:  ‘ālá  ‘ālá.
JM 38v amīn Q.S.  12:  54.
JM 40v āmīn Kalimat ini merupakan penggalan-penggalan pendek dari sejumlah ayat dalam al-Quran, yakni Q.S.  12:  21, 12:  30, 100:  8, 2:  165, 5:  54, dan 40:  44.
JM 8r [anggap] Kata-kata dalam kurung persegi merupakan tambahan dari penyunting.
JM 6v asing Pada pias kiri halaman ini terdapat catatan sebagai berikut:  “dan disuruh jaga segala pasar daripada berbantahan atau berkelahi dan jual belinya yang sangat mahal atau yang amat murah yang menyalahi daripada adat yang telah disuruh adatkan akan segala mereka itu.  Maka apabila menyalahi adat, maka dirampaskan barang dijualnya atau dibelinya itu dengan sepatutnya di dalam sekira-kira menakuti akan dia itu supaya ada ia takutnya”.
JM 45v bi-al-dibā´īsi Beberapa kata pada bagian ini juga terdapat dalam sumber lain, tapi dengan susunan terbalik, yakni ‘idribhu bi-al-harābi wa-it‘anhu bi-al-dibāyīsi’.  Lihat misalnya ‘Abd Allāh al-Maghāwirī, al-Kawākib al-lammā‘ah fi tashīr mulūk al-jinn fi al-waqt wa-al-sā‘ah, Jeddah:  Penerbit al-Haramayn, t.t., h.  19.  Penelusuran sumber ini terwujud berkat bantuan sdr.  H.  Irfan Zidni, S.Ag., SH., M.Si.
JM 39v bi-al-sālihīna Q.S.:  12:  101.
JM 12v botor Botor (Mbojo), “judi”;  lih.  catatan di atas.
JM 9r dan Naskah:  dan dan.
JM 44v dan Naskah:  dan dan.
JM 12r diadatkannya Pada pias kanan terdapat catatan sebagai berikut:  “Bahwa arti zalim itu mengerjakan atau mengatakan atau menghukumkan atau mengambil atau membicarakan sesuatu hal bukan ia tempatnya yang diletakkannya itu menyalahi ia dengan yang sebenar atau memberi sekalipun.”
JM 33v dimatlubnya dimatlubnya, dari bahasa Arab, maksudnya “dikehendakinya”.
JM 16r diridai Naskah:  dikeridai.
JM 34r disembahyangkan Naskah:  disembayhangkan.
JM k1v dualapan Dualapan:  varian arkais dari kata delapan.
JM 43v fa´ala Maksudnya Surat al-Fīl (105).
JM 4v Fa-hādhihi Naskah:  fa-hadhihi.
JM 40v fa-satadhkurūna Naskah:  fastadhkurūna.
JM 16v gedung Kata gedung tertulis gendung.
JM 12v harta Pada pias kiri halaman ini terdapat catatan sebagai berikut:  “Jika duduk dengan orang perempuan, jadi berzina atau fitnah atau binasa iman atau amal atau hukum atau adat dan haru-hara akhirnya, dan jika duduk dengan kanak-kanak jadi tertawa dan bersenda gurau, dan jika duduk dengan fasik jadi durhaka, dan jika duduk dengan orang alim diperoleh ilmu, dan jika duduk dengan orang saleh-saleh jadi dapat amal, jika duduk dengan orang yang budiman jadi mendapat nasihat padanya.”
JM 23v haya´ Kata Arab hayā’ berarti “malu”.
JM 13r hemahnya Hemahnya, naskah:  (h-m-h-ny);  Arab, himma, yaitu Ind.  hemat dalam arti “maksud, niat”.
JM 39r hisābin Naskah:  hisābi;  Q.S.  3:  26-27.
JM 40v innallāha Naskah:  wallāhu.
JM 50r Jabal Naskah:  jablu.
JM 30v juaknya Juak, “abdi dalam”;  lih.  kamus Wilkinson.
JM k1v Jumadilawal Tanggal 13 Jumadilawal 1299 berpadanan dengan 2 April 1882. 
JM 25r kedualapan Kedualapan:  varian arkais dari kata kedelapan.
JM 25r kesukarannya Naskah tambah:  atau kelaparannya.
JM 27r kulli Naskah:  kulla.
JM 27r kulli Naskah:  kulla.
JM 36r luban Jawi dan luban, maksudnya “dupa dan kemenyan”.
JM 45r luban Pada dasarnya, rangkaian kalimat berbahasa Arab berikut ini merupakan salah satu bacaan yang sering dipraktikkan untuk keperluan irsāl hātif, yakni sebuah situasi dalam ilmu hikmah saat seseorang berusaha menghadirkan kharisma dan kewibawaan untuk mengalahkan orang lain dengan bantuan makhluk gaib.  Penelusuran sumber telah dilakukan atas bantuan sdr.  H.  Irfan Zidni, S.Ag., SH., M.Si., yang berkenan membulak-balik kitab Shams al-ma‘ārif al-kubrá dan Shams al-ma‘ārif al-sughrá karangan al-Būnī  yang disebut di awal teks sebagai sumber rujukan.  Akan tetapi hasilnya masih nihil.
JM 20r magrur Kata magrur berasal dari bahasa Arab, magrūr, yang berarti sombong.
JM 45r makh´īja Naskah:  makhhīja.  Pembetulan ini didasarkan pada kenyataan bahwa dalam berbagai sumber (lihat misalnya ‘Abd al-Fatāh al-Sayyid ‘Abduh al-Tūkhī, al-Sihr al-ahmar, Beirut:  al-Maktabah al-Thaqafīyah, 1990:  15), kata ‘jahyajahin’  selalu bergandengan dengan kata yang disebut berikutnya, yaitu ‘tawshanīthā’, dan menjadi satu kesatuan untuk kepentingan irsāl hātif.  Penelusuran sumber ini terwujud berkat bantuan sdr.  H.  Irfan Zidni, S.Ag., SH., M.Si.
JM 21r nasehat Pada pias kiri halaman ini dan satu halaman berikutnya, terdapat catatan:  “(21r) Bermula adapun jangan sekali-kali sultan itu memperisterikan anak menteri atau anak wazirnya itu sekalipun, turun bangsa dan kuranglah martabatnya, dan banyak fitnah dan barang orang takabur padanya, jadi binasa hukum dan adat di dalam negeri itu.  (21v) Bahwa hendaklah sultan itu memperisterikan anak sultan supaya bertambah-tambah naik martabatnya, lagi bertambah-tambah kuat dan kuasanya, dan bertambah-tambah takut segala rakyatnya itu akan sultannya, dan bertambah-tambah malu segala menterinya itu kepadanya.”
JM 43v nashrah Maksudnya Surat al-Inshirāh (94).
JM 8v oleh Naskah:  oleh-oleh.
JM 5v pabotoran Pabotoran:  “perjudian”, dari kata Mbojo boto (“judi”).  Kata botor dipakai lagi pada f.12v dan ditemukan juga dalam Bo’  Bumi Luma Rasanae dalam Bab I di atas.
JM 38v qadīrun Naskah:  qadīru.
JM 41v qadīrun Naskah:  qadīru.
JM 30r rakyatnya Kalimat ini terletak sebagai sisipan.
JM 4v hahu Naskah:  rawhahu.
JM 19r salungannya Salungan, barangkali dimaksudkan selokan.
JM 19v segala Naskah:  segala segala.
JM 4r sekalian Terjemahan ini diletakkan dalam bentuk “berjenggot”  (bergantung dan miring) antara baris-baris teks Arab.  Demikian juga terjemahan pada f.4v.
JM 14v sembahyang Pada pias kiri halaman ini terdapat catatan sebagai berikut:  “Bermula adapun tiap-tiap segala sultan yang ia zalim daripada barang hukum Allah taala, atau hukum raja yang marhum yang adil dan ia merombakkan perjanjian raja-raja yang dahulu kala, dan memindahkan perkataannya yang benar itu, yaitu bukan ia sultan zillullah hanya ia zillu iblis yang dinamai sultan itu syaitan, karena menurut hukum dan adat dan perbuatan iblis juga adanya.”
JM 4v Shamsi Naskah:  Shamsu.
JM 5r surat Di sini seperti pada f.12r, kata surat ditulis (s-w-r-t), yaitu kata Arab yang berarti “gambaran citra”.
JM 12r surat Kata surat tertulis (s-w-r-t) seperti pada f.5r di atas.
JM 22v tafaqquh Belajar.
JM 37v tahtadūn Q.S.  7:  159.
JM 37r tamar Kurma.
JM 16r tua-tua Pada pias kiri halaman ini terdapat catatan sebagai berikut:  “Jangan banyak tidur pada malam yang akhir hingga sembahyang tahajud dan sembahyang fajar dan sembahyang subuh hingga jam pukul dua belas, sekira-kira rubu‘ matahari maka tidur, maka bangun pada gelincir matahari sembahyang zuhur, karena banyak tidur itu kuat penyakit dan banyak fitnah dan bala, lagi ia pendek umurnya orang banyak tidur itu.”  (Kata rubu‘ berarti “seperempat”, jadi kalimatnya berarti “ketika matahari sampai kira-kira seperempat peredarannya”.)
JM 37v wa-ittabi´ūhu Naskah:  wa-ittaba‘ūhu.
JM 41r wa-jamī´a Naskah:  wa-jamī‘i.
JM 28r [yang] Naskah:  dan.
JM 38r yu´minūn Q.S.  7:  188.
JM 41r yukhlifu Naskah:  tukhlifu.
JM 11v zālimūn Q.S.  28:  59.
JM 14r zillullah Kata zillullah merupakan gelar yang biasa digunakan oleh Sultan atau Raja Melayu, mengikuti kebiasaan gelar zillullāh fi al-ard (bayangan Allah di muka bumi) yang digunakan oleh para Sultan Islam di zaman Abbasyiah.