malay concordance project | ||||||||||||
home | about | papers | blogs | searching | texts | direct search | ||||||
Courtesy of Perpustakaan Nasional RI. With thanks to Atika Suri Fanani.
Mpt tp: Halaman judul
Dalam tanda tangan, terbaca huruf m.h dan b.a.q.r (Muh. Bakir) serta tiga gugusan titik (tiga, dua, dua) sebagai simbol huruf c.y.t, yaitu nama julukan gurunya, Cit.
Mpt 11: Gambar kura-kura dan cumi-cumi
M. Bakir mencoret beberapa kata dengan menutupinya dengan gambar seekor kura-kura dan sejenis cumi-cumi.
Mpt 12: Gambar naga
M. Bakir mencoret beberapa kata dengan menutupinya dengan gambar sejenis naga.
Mpt 129: Sebermula
Kata ‘sebermula’ ditulis dengan huruf besar tetapi dieja ‘seberlamu’.
Mpt 130: Arakian
Kata ‘arkian’ dengan hiasan senjata.
Mpt 131: Tanda pemisah / Tanda tangan
Baris-baris dalam dua bait syair terpisah oleh gambar bunga-bunga kecil, yang masing-masing berisi satu huruf (m h m d b q y r) yang membentuk nama ‘Muhammad Bakir’.
Mpt 135: Taman permandian
Gambar “taman permandian yang airnya memancur-mancur ke atas buatan Merpati Mas dan Merpati Perak”.
Mpt 137: Botol dan gelas
Gambar bakul, botol dan gelas yang dibawa keluarga Bujangga Tala dalam perjalanan.
Mpt 140: Gambar gubuk dsb.
Gambar gubuk, tempat kopi dan pedang. Perhatikan juga kesobekan sepanjang keempat baris teratas, bingkai kiri kanan, kata alihan di sudut bawah kiri, dan tanda vokal pepet (tashdid atas konsonan berikut dalam kata ‘pedang’) tiga kali di ketiga baris terakhir.
Mpt 140: Tempat kopi
Mpt 140: Pedang dan sarung pedang
Mpt 141: Tempat sirih
Mpt 141: Ketopong mas bertatah
Mpt 141: Peso (pisau)
Di atas dan di samping gambar pisau, perhatikan kata ‘dikoreknya’ tertulis dengan tanda kasra terbalik, dan kata ‘peso’ tertulis dengan kasra terbalik dan damma terbalik.
Mpt 142: Kolam
Mpt 143: Bulan dan bintang
Mpt 144: Pemandangan
Mpt 144: Burung merak
Mpt 145: Sendok garpu
Mpt 146: Peti wang
Mpt 146: Cincin
Mpt 169: Dua kapal asap
Dua kapal asap milik Saudagar Hamdani.
Mpt 172: Rumah
Rumah yang dibangun oleh Bujangga Tala.
Mpt 173: Pintu kota
Pintu kota yang dibangun oleh Bujangga Tala; nama negerinya tertulis di bagian atas, yaitu Negeri Padang Temurat.
Mpt 173: Tanda tangan Muhammad Bakir
Tanda tangan Muhammad Bakir, terdiri atas nama ‘Bakir’ b.a.q.r, dua garis miring, dan titik-titik dari nama ‘Cit’.
Mpt 270: Tanda tangan Muhammad Bakir
Kedua tanda tangan M. Bakir yang mengapit kolofon. Yang pertama, dalam tulisan Jawi ditambah kalimat “Hari Jumat pukul dua belas” dalam lengkung huruf h. Tanda tangan kedua, dalam tulisan Latin, berupa satu kata besar, kiranya ‘Muhammad’, dengan lengkung lebar sebelah kiri; dalam lengkung itu tertulis ‘Bacier’, sedangkan nama di sebelah kanan tertindih tulisan dua huruf Jawi memanjang, yaitu q.r yang biasa ditemukan dalam nama ‘Bakir’.
Mpt 19: Contoh halaman
Mpt 19. Contoh satu halaman yang bagus: kertas masih baik meskipun penjilidan terkoyak; tulisan rapi dan teratur. Perhatikan juga satu kata tertulis tebal, tidak ada bingkai.
Mpt 202: Contoh halaman
Mpt 202:8-11. Dapat diamati variasi tinta, mula-mula hitam pekat, kemudian memudar (baris 1 ‘terkira2’, baris 2 ‘menteri’, baris 3 ‘sekalian’, baris 4 ‘takutnya’)
Mpt 104: Contoh halaman
Mpt 104:1-7. Dapat menyimak tulisan yang kurang teratur, penataan baris yang juga kurang teratur, satu coretan kasar di baris 4 (“segera menghampiri” dicoret-coret dan diganti dengan “sangat kemalu-maluannya dengan bercucuran air matanya”, sebagian antara baris, sebagian dalam margin kiri dan kanan), sebuah tambahan dalam margin di baris 5-6 (“menghampirkan tuan putri dibujuknya”, yang justru tidak cocok dengan teks, barangkali salah tempat), satu lagi tambahan di antara baris 6-7 (“diamlah serta”). Kelihatan juga sebuah contoh pemakaian tanda vokal ‘è’ (huruf ‘y’ plus kasra terbalik) dalam kata ‘membela’ di baris 3.
Mpt 270: Teks dan kolofon
Mpt 270 (bernomor 269). Bagian akhir teks dan kolofon. Perhatikan keadaan naskah yang buruk (kertas agak kusut, rupanya akibat lembab; pinggir kanan dan bawah sobek; kesokekan panjang di baris 11-12), akhir teks berbentuk segi tiga, ditambah dua kalimat kolofon sebagai garis miring di sepanjang sisi kiri kanan segi tiga itu, ditambah lagi dua tanda tangan M. Bakir di kiri kanannya
Mpt 23: Contoh tulisan
Mpt 23:11-14. Contoh tulisan M. Bakir yang paling biasa: lancar, mudah dibaca, agak bulat. Perhatikan juga coretan (‘tiada minum’ tercoret di baris 11), satu kata ditulis tebal (‘bi-ba`adihi’ di baris 14), dan dua tanda baca vokal pepet (tashdid di konsonan berikutnya dalam kata ‘kering’ dan ‘tepuh’ di baris 13).
Mpt 174: Contoh tulisan
Mpt 174:10-14. Contoh tulisan M. Bakir yang elegan; lihat terutama kata-kata ‘sebelah kiri’ di baris 10, ‘maka pada belakangnya’ di baris 12, dan ‘maka diceriterakan’ di baris 14.
Mpt 192: Contoh tulisan
Mpt 192, kedua baris terakhir. Contoh tulisan M. Bakir yang bergaya kaligrafi dalam kata-kata bertulisan tebal. Perhatikan juga pemakaian huruf syin dalam kata ‘besar’ di baris kedua dan pemakaian tashdid sebagai tanda pepet serta tanda vokal ‘è’ (huruf ya plus kasra terbalik) dalam kata ‘gede’ (kata terakhir di baris kedua).
Mpt 242: Contoh tulisan
Mpt 242:1. Contoh semi-kaligrafi dalam kata-kata tebal: tulisannya tidak lebih indah dari kata-kata lain, namun ada usaha kaligrafi dalam penempatan huruf nun di atas huruf lain dalam kata ‘arkian’.
Mpt 171: Contoh tulisan
Contoh kata tebal bertulisan kaligrafi; tampaknya kata ini (‘tersebut’) ditulis dengan kwas.
Mpt 185: Contoh tulisan
Mpt 185:8. Contoh tulisan yang menjurus ke kaligrafi dalam kata biasa (‘seberapa kekuatannya’) di akhir baris.
Mpt 189: Contoh tulisan
Mpt 189, baris terakhir. Contoh huruf yang cenderung bulat (‘tuan putri yang memberikan padanya’).
Mpt 200: Contoh tulisan
Mpt 200:8. Contoh tulisan M. Bakir yang buruk (‘pun sigera mengambilkan delima dan’).
Mpt 201: Contoh tulisan
201:12. Contoh tulisan M. Bakir yang buruk (‘hari Kakanda akan berangkat menyerang’).
Mpt 231: Contoh tulisan
Mpt 231:5. Contoh tulisan M. Bakir yang buruk (‘melompat ke kiri, diparang ke kiri melompat ke kanan dan tubruknya oleh hulubalang’).
Mpt 260: Fatah dan tashdid
Mpt 260:13. Kata ‘bengong’ dengan fatah dan tashdid untuk menandai pepet.
Mpt 152: Huruf o dan è
‘berdongeng’ (Mpt 152:4)
Mpt 160: Huruf o dan è
‘pecok’ (Mpt 160, baris terakhir)
Mpt 141: Huruf o dan è
‘peso’ (141:14)
Mpt 81: Huruf o dan è
‘pokek’ (Mpt 81:5)
Mpt 175: Huruf o dan è
‘sero’ (Mpt 175:10)
Mpt 10: Huruf o dan è
‘toleh’ (Mpt 10:4)
Mpt 82: o ditandai t
vokal ‘o’ ditandai dengan huruf Arab ta: sebelumnya: ‘membetot’ (Mpt 82:8)
Mpt 199: o ditandai t
vokal ‘o’ ditandai dengan huruf Arab ta: sebelumnya: ‘kotor’ (Mpt 199:4)
Mpt 144: o ditandai t
vokal ‘o’ ditandai dengan huruf Arab ta: sesudahnya: ‘perabot’ (Mpt 144:11)
Mpt 26: o ditandai t
vokal ‘o’ ditandai dengan huruf Arab ta: sesudahnya: ‘pot’ (Mpt 26:17) ditambah damma terbalik.
Mpt 74: Tanda pemisah antarbaris dalam syair
Mpt 74, keempat baris terakhir: contoh tanda = (M. Bakir malah mencoret awal sebuah kata (‘ma’) pada baris pertama karena sadar sudah melewati satu baris).
Mpt 44: Tanda pemisah antarbaris dalam syair
Mpt 44:3-6. Contoh lambang huruf ‘v’ (perhatikan juga contoh perbaikan pada baris ke-6: M. Bakir menggantikan ‘dan bulan’ dengan ‘yang kebetulan’: lihat juga contoh damma terbalik dalam kata ‘roja’ di baris ke-3).
Mpt 77: Tanda pemisah antarbaris dalam syair
Mpt 77:5-8. Tanda = dalam kedua baris pertama dan tanda spasi kosong dalam kedua baris berikut.
Mpt 89: Garis atas
Mpt 89:8-10. Tiga kata “digarisatasi” dan diberi nomor 1-3, yakni nama ketiga tokoh adegan ini (1. Merpati Mas; 2. Merpati Perak; 3. merak mas).
top |